Medan, 02 Juni 2022 — Prodi S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Sumatera Utara Medan dengan bangga telah menyelenggarakan kegiatan Guest Lecture yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini menghadirkan narasumber ahli dalam bidang pendidikan Islam, Dr. Muhammad Ikbal, M.Pd.I, yang membawakan materi dengan tema menarik dan edukatif, yaitu “Mengenal Pendidikan Islam Era 1.0 sampai dengan 5.0.”
Kegiatan yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dan dosen ini dibuka dengan sambutan hangat oleh Dr. Mahariah, M.Ag, Ketua Prodi S1 Pendidikan Agama Islam UIN Sumatera Utara Medan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa memahami evolusi pendidikan Islam dari era tradisional hingga era berbasis teknologi adalah hal yang sangat penting bagi para calon guru. Dengan pemahaman yang menyeluruh, mahasiswa diharapkan mampu menjadi pendidik yang adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan zaman.

Rangkaian Materi yang Komprehensif
Dalam sesi pemaparannya, Dr. Muhammad Ikbal, M.Pd.I menjelaskan perkembangan pendidikan Islam dari Era 1.0 hingga Era 5.0 dengan pendekatan yang sangat sistematis dan mendalam:
1. Pendidikan Islam Era 1.0 (Tradisional)
Pada era ini, pendidikan Islam dilakukan secara informal melalui halaqah di masjid atau rumah ulama. Metode pembelajaran bersifat sederhana dan berbasis lisan. Fokus utama pendidikan adalah pengajaran Al-Qur’an, hadis, dan fiqh.
2. Pendidikan Islam Era 2.0 (Klasikal)
Pendidikan Islam mulai berkembang dengan adanya institusi formal seperti pesantren dan madrasah. Pembelajaran menjadi lebih terstruktur dengan kurikulum yang menggabungkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.
3. Pendidikan Islam Era 3.0 (Modern)
Era ini ditandai dengan modernisasi sistem pendidikan Islam. Institusi pendidikan mulai menerapkan kurikulum nasional yang terintegrasi dengan nilai-nilai agama. Media pembelajaran juga semakin variatif dengan adanya buku teks dan alat bantu mengajar lainnya.
4. Pendidikan Islam Era 4.0 (Digital)
Teknologi digital mulai mendominasi dunia pendidikan pada era ini. E-learning, platform pembelajaran daring, dan penggunaan media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Pendidikan Islam di era ini dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal tanpa kehilangan esensi nilai-nilai agama.
5. Pendidikan Islam Era 5.0 (Society 5.0)
Era Society 5.0 membawa tantangan baru di mana teknologi berbasis AI dan big data menjadi fondasi utama. Namun, Dr. Muhammad Ikbal menekankan bahwa pendidikan Islam harus tetap menjaga nilai-nilai humanis dan spiritual. Pendidik harus mampu memanfaatkan teknologi secara bijak untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif, tetapi tetap menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat.




Diskusi Interaktif yang Menggugah Wawasan
Sesi diskusi berlangsung interaktif dengan banyak pertanyaan dari peserta. Salah satu pertanyaan menarik datang dari seorang mahasiswa yang bertanya tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dengan nilai-nilai agama dalam pembelajaran PAI di era digital.
Dr. Muhammad Ikbal memberikan jawaban yang inspiratif bahwa teknologi adalah alat yang netral. Yang terpenting adalah bagaimana pendidik mampu mengarahkan penggunaannya untuk mendukung proses pembelajaran yang bermakna. “Teknologi harus menjadi pelayan ilmu, bukan penguasa ilmu,” tegasnya.
Pesan Inspiratif di Akhir Sesi
Kegiatan ini ditutup dengan pesan inspiratif dari Dr. Muhammad Ikbal, M.Pd.I yang menyampaikan bahwa perubahan zaman adalah keniscayaan. Namun, pendidikan Islam harus tetap menjadi benteng moral dan spiritual yang mampu membimbing generasi penerus bangsa. Beliau berharap para mahasiswa calon guru PAI dapat menjadi pendidik yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi dengan bijak untuk menciptakan generasi yang berkarakter dan berdaya saing.
Dengan suksesnya pelaksanaan kegiatan ini, Prodi S1 PAI UIN Sumatera Utara Medan terus berkomitmen untuk menghadirkan program-program edukatif yang dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital dan Society 5.0.





