Pada hari Minggu, 18 Mei 2025, suasana Car Free Day di Jalan Pulang Pinang, Medan berubah menjadi lebih bermakna dan penuh warna budaya. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara, bekerja sama dengan Komunitas AURA (Autism Awareness and Empowerment) serta didukung langsung oleh Wali Kota Medan, Bapak Rico Tri Putra Bayu Waas, menjadi salah satu momentum penting dalam membangun kepedulian masyarakat terhadap isu autisme sekaligus mengangkat kekayaan budaya Indonesia.
Dengan mengusung tema:
“Menyuarakan Kesadaran Autisme dengan Elegan melalui Kain dan Wastra Nusantara sebagai Wujud Dukungan dan Pelestarian Budaya,”
kegiatan ini menjadi bentuk sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah daerah, komunitas sosial, dan masyarakat luas dalam menghadirkan ruang inklusif, edukatif, dan berbudaya.
Dalam sambutannya, Bapak Wali Kota Medan menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif para mahasiswa dan komunitas AURA, yang telah menggabungkan kampanye kesadaran autisme dengan pelestarian budaya lokal. Ia menekankan pentingnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, dalam menciptakan kota yang ramah anak, ramah difabel, dan bangga terhadap identitas budaya bangsa.
Acara ini menampilkan parade wastra dan kain tradisional Nusantara—seperti ulos, songket, batik, dan tenun dari berbagai daerah—yang dikenakan oleh para mahasiswa dan difabel muda, sebagai bentuk simbolisasi bahwa keindahan dan keberagaman dapat menyatu dalam satu panggung yang inklusif. Pesan-pesan tentang autisme dan penerimaan terhadap keberagaman manusia disampaikan melalui narasi budaya yang elegan dan menyentuh.
Tidak hanya parade budaya, kegiatan ini juga menghadirkan edukasi publik melalui pembagian leaflet, poster kampanye, pojok informasi autisme, penampilan seni budaya lokal, serta deklarasi bersama untuk mendukung inklusivitas dan pelestarian budaya.
Keikutsertaan Wali Kota Medan dalam kegiatan ini menjadi penanda kuat bahwa pemerintah kota berkomitmen dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, serta membuka ruang-ruang partisipatif bagi masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk terlibat aktif dalam gerakan sosial yang konstruktif.
Kegiatan ini menjadi refleksi nyata dari visi Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya berfokus pada tataran akademik dan keilmuan, tetapi juga merespons secara aktif isu-isu sosial, serta menjunjung tinggi nilai rahmatan lil ‘alamin dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Dengan menggabungkan pendidikan agama, nilai sosial, dan pelestarian budaya, kegiatan ini berhasil menciptakan harmoni antara misi edukatif dan pesan moral yang membumi. Diharapkan, aksi seperti ini dapat terus dilanjutkan dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk menghadirkan kebermanfaatan bagi masyarakat luas.
Melalui kegiatan ini pula, mahasiswa S1 PAI FITK UIN Sumatera Utara menunjukkan bahwa mereka bukan hanya calon pendidik agama, tetapi juga agen perubahan yang mampu menyuarakan kepedulian dengan cara yang elegan, kreatif, dan penuh cinta terhadap sesama serta budaya bangsa.


